Dialah Sebaik-baik Perencana

Cerita ini bermula ketika akau duduk di kelas 2 SMA. Ketika itu seharusnya aku melanjutkan sekolahku di pondok pesantren namun Allah mempunyai skenario lain untukku (mungkin kita boleh berencana tapi bukankah Allah sebaik-baik perencana?). Dahulu aku benar- benar merasa kesal karena harus melanjutkan sekolah di linkungan luar, tapi bukankah di setiap kejadian ada hikmahnya? Jadi ambil hikmahnya saja dari kejadian itu, ambil yang baik- baik saja, tetep khusnudzoon sama kehendkNya.
Disebabkan oleh sutu hal aku pindah ke SMA biasa. Bayangkan saja aku di pondok selama bertahun-tahun (padahal cuman beberapa tahun donk ;v) dan kini dipindahkan ke SMA biasa? Sekolah yang di mana laki-laki dan perempuan nya di campur dan di jadikan satu kelas. Padahal dulu di pondok aja liet laki-laki jarang kecuali ustadz nya sama anak-anak ustadzahnya. Bayangkan saja bagaimana paniknya aku ketika harus sekelas dengan laki-laki, padahal biasanya denger suara anak laki-laki (yang udah baligh) aja takut (lebay yaak,? Tapi itu memang faktanya).

Hari pertama sekolah di SMA

Contents

pesi, papan tulis, tempat pesi, buku, apel
sumber foto by romolo tavani from pixabay

 

Hari itu adalah hari Kamis, hari pertama aku masuk sekolah. Aku langsung bisa naik kelas 2 SMA tanpa harus menggulang dari kelas 1 lagi (akselerasi? Aku tak sepandai itu, nyuap orang dalem? Aku juga tak sekaya itu), dari pagi buta aku sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Jarak antara rumah ke sekolah jika memakai sepeda sekitar 20-30 menit. Aku berangkat dari rumah jam 06.00 karena takut terlambat sampai sekolah.
Setiba di sekolah ternyata sekolah masih sepi, hanya ada tukang sapu dan tukang bersih-bersih sekolah, jam menunjukkan pukul 06.30 pagi tapi sekolah masih sepi padahal jam 07.50 murid-murid harus sudah masuk kelas (itu yang aku baca di tata tertib sekolah waktu mendaftar). Ketika sampai di parkiran aku bingung mencari kelasku dan pada saat itu ada anak perempuan yang cantik namun pesek :v, aku menyapanya dan bertanya kelas 10 IPS2. Ternyata dia sekelas denganku namanya Amalia Aini, namanya cantik ya? Secantik orangnya. :v

Pelajaran matematika

papan tulis, angka, buku, bolpoin, pensil
sumber foto by cherries from pixabay

Pelajaran pertama hari itu adalah Matematika (bisa bayangin nggak betapa bingungnya aku sama pelajaran ini padahal dulu aku saja jarang ada pelajaran ini). Karena aku bingung sama pelajaran ini akhirnya aku bertanya kepada anak perempuan, yang setelah itu kutahu namanya viky rima wijayanti orangnya manis dan baik, dia pun mengajariku dengan sabar hingga aku faham.

Pelajaran Sejarah (pelajaran yang pernah mendapatkan nilai paling rendah)

buku,buku sejarah, tembok, batu bata, meja kayu
sumber foto by sonem history from pixabay

Mungkin sudah sekitar dua minggu aku di SMA ini, dan di sini aku belajar pelajaran sejarah (maklum jurusan IPS). Waktu pertama kali diadakan ulangan pelajaran sejarah nilai yang kudapat adalah 49/45. Bisa bayangin kan betapa malunya diriku waktu itu. Dan sejak saat itu aku berusaha menyukai pelajaran sejarah. Alhamdulillah ternyata usahaku tidak sia-sia, diadakan ujian untuk ke dua kalinya nilaiku naik drastis, tidak sesuai ekspetasiku.

Pergaulan di SMA

 

Waktu pertama kali datang di SMA aku benar-benar tercegang begitu tahu aku benar-benar sekelas dengan laki-laki. Tapi di situ pula aku berkenalan dengan banyak orang, apalagi anak-anaknya ramah dan suka bercanda. Namun namanya SMA biasa dengan pondok pasti terlihat sekali perbedaannya apalagi soal pergaulannya. Tapi tak apa ini ujian bagaimana kamu bisa istiqomah dalam menjaga syariat-Nya dan menjaga kehormatanmu.
Alhamdulillah untung beradaptasi di SMA bukanlah hal sulit untukku apalagi aku orangnya crewetnya MasyaAllah. Hanya butuh waktu satu minggu untuk beradaptasi di sekolah baru dan untuk berkenalan dengan teman-teman baru. Yang membuatku terganggu di awal aku masuk adalah anak laki-laki yang sukanya mengangguku, menguji keistiqomahanku, menanyai hal-hal yang sudah tahu jawabannya, tapi setelah itu aku terbiasa dengan mereka, kami dekat namun masih ada jarak dan sekat yang harus di jaga agar tak melampaui syara’.
Aku bahkan mengenal anak kelas sebelah kelas 10ips1, tapi hanya sebagian saja tidak seeluruhnya. Aku mengenal merekapun karena temanku.

Pertama kali olahraga

Waktu pertama kali olahraga aku bingung harus memakai apa, karena semuanya memakai celana, sedangkan aku? Aku adalah orang dengan tipe pakai celana tanpa rok atau jubah keluar itu membuatku risi karena tak terbiasa.
Di hari pertama olahraga aku memakai celana olahraga tapi di dobeli rok, karena rasanya aneh kalau hanya memakai celana tanpa rok. Untungnya guru olahraga faham akhirnya di bolehkan karena olahraganya hanya lari mengelilingi lapangan. Namun untuk seterusnya aku terpaksa memakai celana namun memakainya ketika benar-benar harus memakai, seperti ketika pengambilan nilai untuk ujian olahraga jogging muterin stadion yang gedhenya aduhai bikin yang liet capek sendiri padahal belum lari. ;v

Menegur teman ketika mereka salah

 

Kita sebagai manusia pasti memiliki naluri jika melihat sesuatu yang salah maka dia akan merasa janggal atau merasa aneh. Karena itulah wajarnya hati manusia. Jika tidak merasa terganggu justru itu yang aneh bisa jadi hati kita tertutup dan kita tidak bisa menerima hidayah dari Allah lagi.
Bayangkan ketika kamu berada di lingkungan yang di mana kamu itu paling berbeda di antara yang lain?. Yang lain khimranya tidak menutup dada namun khimarmu menutup dada sendiri?, bagaimana rasanya ketika yang lain memakai celana tapi kamu memakai gamis sendiri?.
Dulu ketika aku bercerita kepada ibuku tentang hal itu beliau bilang “tak apa kamu berbeda yang penting menurutmu benar dan tidak keluar dari syara’, tak apa kamu di pandang aneh yang penting itu bertujuan baik dan tidak menyebabkanmu menjadi buruk dan itukan demi menjaga kehormatanmu sendiri dari para lelaki yang sifatnya saja kamu tak tahu”. kata-kata itu menghiburku bahkan membuatku bersemangat untuk mensyiarkan syariat-Nya kepada teman-temanku.
Tugasku sebagai teman mereka hanyalah mengingatkan ketika mereka salah. Mengingatkan tanpa merasa paling pintar dan benar, hanya mengigatkan ketika mereka sudah diluar aturan-Nya. Walaupun nanti resikonya harus di jauhi mereka atau di caci sok suci, tapi bukankah menyampaikan kebenaran itu sebuah kwajiban yang harus kita tunaikan?.

Pesantren Kilat

 

Ramadhan tahun itu berbeda dengan sebelumnya karena aku harus mengikuti peskil atau pesantren kilat di sekolah selama beberapa hari. Bisa di pastikan mereka yang ikut peskil mengenakkan pakaian syar’i gamis+khimar. Beberapa hari sebelumnya teman-temanku sudah pesan mau pinjam gamisku, tapi berhubung gamisku di rumah kebanyakan sekalian aja aku kasih ke mereka (kurang terima apa coba mereka dikasih gamis bekas mau). Di sini aku berdoa untuk teman-temanku agar mereka selalu istiqomah di jalan-Nya. 😊
Keep Be strongest woman who i know 😉.
Cukup sekian cerita hari ini, ini hanya sedikit cerita tentang masa SMAku, di lain kesempatan moga bisa bercerita lagi, thanks for readers 😉.

Wassalamualaikum wa rohmatullahi wa barokatuh 😊.