Setelah kemarin kita membahas tentang adab-adab menuntut ilmu, kali ini kita akan membahas tentang keutamaan menuntut ilmu.
Keutamaan Menuntut Ilmu
Contents
Orang-orang yang menuntut ilmu akan mendapatkan keutamaan dan kemuliaan dihadapan Allah dan juga dihadapan manusia, karena mereka adalah orang-orang pilihan.
Lalu apa aja sih keutamaan orang-orang yang menuntut ilmu itu? Yuuuk cuss segera simak pembahasan berikut :
1). Dimudahkan jalan ke Surga
Allah menjanjikan untuk orang-orang yang menuntut ilmu surga, hal tersebut ada dalam hadist Rasulullah Saw, dari Abu Hurairah radiyallahu anhu berkata bahwasanya Rasulullah Saw bersabda,
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu di jalanNya, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga” (HR. Muslim)
2). Orang berilmu akan memiliki pahala yang mengalir walaupun dia sudah meninggal
Dalam suatu hadist dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda :
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seoran manusia meninggal, terputuslah semua amalnya kecuali tiga hal : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak solih yang berdoa untuk kedua orangtuanya” (HR. Muslim)
3). Termasuk pewaris para Nabi
Seperti yang telah disebutkan dalam hadist :
اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا، وَلَكِنْ وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Para ulama adalah pewarus para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Maka dari itu, barangsiapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dinyatakan shahih oleh asy-syaikh al-albani dalam shahihul Jami’ no. 6297).
4). Orang yang dipahamkan ilmu agama adalah orang yang dikehendaki kebaikan oleh Allah
Seperti dalam hadist dari Mu’awiyah, Nabi Saw bersabda :
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang ilmu yang terdapat pada agamanya” (HR. Bukhori no. 71 dan Muslim No. 1037).
Yang dimaksud dengan kata faqih dalam hadist tersebut bukanlah hanya mengetahui hukum syari’i saja namun lebih dari itu. Seseorang bisa dikatakan sebagai faqih (faham) jika seseorang mampu memahami tauhid dan pokok agama islam, serta memahami semua yang berkaitan dengan syari’at Allah. Demikian yang dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam kitabul ‘ilmi (hal.21).
5). Orang yang berilmu adalah orang yang aling takut terhdap Allah
Hal ini telah disebutkan dalam Al Qur’an :
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepaada Allah diantara hamba-hambaNya, hanyalah ulama” (QS. Fathir :28)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya orang yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 308).
Para ulama berkata,
من كان بالله اعرف كان لله اخوف
“Siapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling takut pada Allah”
7). Orang yang berilmu akan Allah angkat derajatnya
Di dalam Al Qur’an Allah Swt berfirman :
…يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ..
“…Niscaya Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (QS. Al-Mujadilah [58]: 11).
Dan di ayat lain pun Allah Swt berfirman,
“Dan mereka berkata : “Sekirannya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni nereka yang menyla-menyala” (QS. Al-Mulk :10)
8). Orang yang berilmu berbeda dengan orang yang tidak berilmu
Dalam Al Qur’an Allah Swt berfirman yang artinya :
““Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar : 9)