Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 261- Setelah kita kemaren membahas kandungan surat al baqarah ayat 155-157 dan surat al hujurat ayat 10 kali ini kita membahas surat al baqarah ayat 261.
Bunyi Surat Al Baqarah Ayat 261 Dan Artinya
Contents
مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Isi Kandungan Surat
Ada banyak hal yang bermanfaat bagi kaum mukminin diantara perintah Allah dan salah satunya adalah berinfak di jalan Allah.
Perumpamaan bagi kaum mukminin yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti satu benih yang ditanam di tanah yang subur, dan tak berapa lama benih itu menumbuhkan batang sebanyak tujuh cabang. Dan setiap satu cabang terdapat satu tangkai, dan pada setiap tangkai terdapat seratus biji.
Allah akan menggandakan pahala bagi siapa saja yang dikehendaki olehNya, pahala Allah sesuai dengan hati hambanya yang berinfak apakah dia tulus ikhlas dan beriman atau dia riya.
Dan karunia Allah itu luas, dan Dialah yang maha mengetahui siapa-siapa yang berhak memperolehnya dan Dia juga yang maha megetahui niat para hambaNya.
Tafsir Al Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Kandungan surat al baqarah ayat 261 Perumpamaan pahala orang-orang mukmin yang menginfakkan hartanya di jalan Allah ialah seperti sebuah biji yang ditanam oleh seorang petani di tanah yang subur kemudian tumbuh yang setiap batangnya dan cabangnya terdiri dari 7 bulir, dan setiap bulirnya terdiri dari seratus biji.
Dan Allah melipatgandakan pahala tersebut bagi para hamba yang dikehendakiNya, sehingga Allah memberi mereka pahala yang tak terhingga. Dan Allah maha pemurah dan maha memberi, dan maha mengetahui siapa yang berhak dilipatgandakan pahalanya.
Tafsir Al Mukhtasar / Markaz Tafsir Riyadh di bawh pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
Kandungan surat Al Baqarah Ayat 261 yaitu :
Maksud dari kalimat ini adalah ibarat petani biji-bijian. Dan yang dimaksud dengan tujuh tangkai adalah tangkai yang keluar dari satu batang lalu bercabang menjadi tujuh cabang dan disetiap cabang terdapat tujuh tangkai.
وَاللهُ يُضٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ
(Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki )
Imam Ahmad meriwayatkan dari Iyadh bin Ghatif ia berkata: kami masuk kepada Abu Ubaidah untuk menjenguknya yang mengeluh sakit pinggang yang menyerangnya, sedang istrinya berada di sisi kepalanya. Kami bertanya: bagaimana Abu Ubaidah melewati malam. Istrinya menjawab: demi Allah dia telah melewati malam dengan mendapat pahala. Lalu Abu Ubaidah menjawab: aku tidak melewati malam dengan mendapat pahala, dan dia waktu itu menghadap ke tembok kemudian dia pun menghadap ke orang-orang sambil berkata: tidakkah kalian bertanya apa yang aku katakan tadi? Aku telah mendengar Rasulullah bersabda: “barang siapa yang berinfak di jalan Allah maka akan digandakan menjadi tujuh ratus kali, dan barangsiapa yang berinfak untuk dirinya, atau menjenguk orang sakit, atau menjauhkan sesuatu yang menghalangi jalan maka kebaikannya digandakan sepuluh kali; dan puasa adalah perisai selama dia tidak melubanginya, dan barangsiapa yang diuji Allah dengan ujian pada badannya maka baginya ampunan dari dosa”.
Zubdatut Tafsir Min fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, (muddaris tafsir Universitas Islam Madinah)
Kita diperintah untuk memperhatikan perumpamaan jika kamu memberikan sebutir biji pada bumi, niscaya dia akan memberimu tujuh ratus biji (lebih banyak dari yang kamu berikan), ini pemberian makhuk, bagaimana pemberian sang pencipta?
Li Yaddabbaru Ayatih / Lajnah Ilmiah Markaz Taddabur
Merupakan perumpamaan yang Allah berikan mengenai pelipatgandaan pahala bagi orang-orang yang menafkahkan dan menginfakkan harta kekayaan mereka di jalan Allah dengan tujuan mencari ridho-Nya.
Dan Allah melipatkannya mulai dari sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat dari semula.
Allah berfirman :
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah”
Dan Allah akan melipatgandakan pahala kebaikan seseorang yang Dia kehendaki sesuai dengan kadar keikhlasan orang itu beramal, sesungguhnya Allah karunia-Nya Maha luas dan sangat banyak bahkan lebih banyak dari makhluk-Nya, dan Dia Maha Mengetahui siapa-siapa yang berhak dan siapa-siapa yang tidak berhak mendapatkannya.
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an / Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Setelah menjelaskan kekuasaan-Nya menghidupkan makhluk yang telah mati, Allah lalu menjelaskan permisalan terkait balasberlipat ganda bagi orang yang berinfak di jalan Allah.
Perumpamaan keadaan yang sangat mengagumkan untuk orang-orang yang berinfak di jalan Allah dengan hati yang ikhlas dan tulus untuk sebuah kebaikan dan ketaatan, seperti keadaan petani yang menabur benih untuk di tanam.
Sebutir biji yang ditanam di tanah yang subur menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai terdapat seratus biji sehingga jumlah nya di total menjadi tujuh ratus.
Dan Allah terus melipatgandakan pahala kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat atau bahkan bisa lebih bagi siapa yang di kehendaki-Nya sesuai tingkatan keimanan orang tersebut dan tingkat keikhlasan orang tersebut.
Dan Allah memiliki karunia yang begitu luas untuk semua hamba-Nya. Dan Allah juga mengetahui siapapun yang berinfak dan berbuat baik di jalan-Nya dengan hati yang tulus dan ikhlas.
Pada ayat ini Allah menerangkan tentang tata cara dan adab berinfak agar kebaikannya diterima di jalan Allah. Orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah dalam bentuk kebaikan.
Dan kita tidak boleh menyebut-nyebut kebaikan kita apalagi di depan orang yang telah kita beri karena bisa menyakiti hati orang yang telah kita beri. Orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah tanpa menyebut-nyebutnya (menyebut kebaikannya) di hadapan orang yang telah diberi kebaikan tersebut maka Allah akan memberinya ganjaran yang banyak.
Selain menerima pahala, di hati mereka juga tidak ada rasa takut pada diri mereka, maksud rasa takut di sini adalah merisaukan apa yang terjadi di masa depan dan tidak takut harta mereka habis.
Tidak jarang seseorang yang bersedekah atau akan bersedekah mendapat bisikan dari dalam diri atau dari orang lain agar tidak bersedekah atau tidak terlalu banyak demi mengamankan harta yang akan menjadi jaminan bagi diri dan keluarganya di masa depan. Buanglah jauh-jauh pikiran dan perasaan semacam itu.