Amal Jariyah- Setiap manusia mempunyai amal kebaikan dan keburukan. Namun, ketika dia meninggal segala amalannya terputus.
Ketika meninggal dunia manusia tidak membawa apapun di alam kubur. Manusia hanya membawa segala amalannya baik itu amalan buruk atau amalan baik.
Segala amalan manusia akan berhenti dan tidak dihitung lagi ketika dia sudah meninggal, jadi kebaikan dan keburukannya akan terputus ketika dia sudah tiada.
Namun, Allah memberikan kepada kita, manusia kesempatan untuk beramal yang di mana ketika kita melakukan amalan tersebut maka pahalanya akan mengalir terus-menerus bahkan ketika kita meninggal pun pahalanya tidak akan berhenti.
Dan amalan tersebut disebut amal jariyah.
Nah, kali ini kita akan membahas tentang amal jariyah.
Amal Jariyah
Contents
Amal Jariyah yaitu amal yang terus menerus mengalir pahalanya tanpa henti walau pun orangnya sudah meninggal.
Sesuai Bunyi hadist :
Dari Abu Hurairah R.A, berkata bahwasanya Rasulullah Saw bersabda :
Sedekah jariyah
Ketika seseorang bersedekah dan manfaatnya masih ada walau pun orang yang bersedekah tersebut sudah meninggal. Contoh dari amal jariyah yaitu wakaf, maksud wakaf di sini adalah memberikan kepemilikan harga untuk kepentingan umat. Sehingga ketika harta tersebut mendatangkan manfaat untuk umat maka pahalanya akan terus mengalir meski yang memakafkan harta tersebut telah meninggal.
Ilmu yang bermanfaat
Maksudnya ketika seseorang mengajari orang lain tentang ilmu agama lalu orang yang di ajari tersebut mengamalkan ilmu tersebut maka orang mengajari akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.
Walaupun orang yang mengajari tersebut telah meninggal namun pahalanya akan terus mengalir selama ilmu tersebut bermanfaat bagi semua orang.
Seperti yang dikatakan oleh seorang alim :
من سن سنة حسنة فله اجر مثـل اجر فاعله
“Barang siapa yang memberi contoh yang baik (kepada seseorang) maka (dia akan mendapat) pahala seperti pahalanya pelaku kebaikan tersebut”
Maksudnya di sini walaupun dia tidak melakukan amalan kebaikan tersebut namun dia mengajari orang amalan kebaikan dan orang tersebut mengamalkannya maka orang yang mengajarinya mendapat pahala yang sebanding dengannya.
Anak Soleh Yang Mendoakan Orang tuanya
Berdasarkan hadist di atas menurut para ulama doa anak soleh untuk orang tuanya yang sudah meninggal akan tersampaikan kepada sang mayit.
Bahkan jika anak nya tersebut tidak mendoakannya namun anaknya tersebut telah di didik dengan baik dan mengamalkan kebaikan tersebut maka pahalanya akan mengalir pada orang tuanya.
Penjelasan Lain
Dalam Hadist lain disebutkan ada 7 amalan yang pahalanya akan mengalir terus-menerus walau sudah meninggal, bunyi hadist tersebut yaitu :
Dari Abu Hurairah R.a, Rasulullah SAW bersabda :
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
“Sesungguhnya terdapat amalan yang dilakukan oleh orang beriman dari semua amalan kebaikan yang dia lakukan setelah kematiannya (pahalanya mengalir) yaitu :
- ilmu yang dia ketahui dan dia menyebarkan serta ia mengajarkannya.
- Seorang anak solih yang ia tinggalkan (karena kematiannya).
- Al-Qur’an yang dia wariskan
- Masjid yang dia bangun dan (masjid) tersebut bermanfaat
- Rumah bagi ibnu sabi (dia menyediakan rumah tersebut untuk di huni oleh mereka yang membutuhkan seperti musafir yang terputus perjalanannya).
- Sungai yang ia alirkan (bisa juga dia membangun sumur untuk orang-orang yang membutuhkan dan kekeringan).
- Sedekah yang dikeluarkannya di saat dia masih sehat dan hidup.
Semua itu akan tetap mengalir pahalanya walaupun dia sudah meninggal.” (H.R. Ibnu Majah, no. 242, Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman. Hadist ini dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan dihasankan oleh Al-Mundziri. Syaikh Al-Abani mengatakan bahwa hadist ini hasan).
Dalam sebuah syairnya Imam Suyuthi R.a menyebutkan :
إِذَا مَاتَ اِبْن آدَم لَيْسَ يَجْرِي عَلَيْهِ مِنْ فِعَال غَيْر عَشْر
عُلُوم بَثَّهَا وَدُعَاء نَجْل وَغَرْس النَّخْل وَالصَّدَقَات تَجْرِي
وِرَاثَة مُصْحَف وَرِبَاط ثَغْر وَحَفْر الْبِئْر أَوْ إِجْرَاء نَهَر
وَبَيْت لِلْغَرِيبِ بَنَاهُ يَأْوِي إِلَيْهِ أَوْ بَنَاهُ مَحَلّ ذِكْر
وَتَعْلِيم لِقُرْآنٍ كَرِيم فَخُذْهَا مِنْ أَحَادِيث بِحَصْرٍ
“Apabila anak cucu adam (manusia) meninggal dunia, maka semua amal kebaikannya berhenti, kecuali sepuluh perkara :
- Ilmu yang bermanfaat (yang dia sebarkan dan bermanfaat)
- Do’a dari anak solih untuk orang tuanya)
- Menanam kurma (dan bermanfaat)
- Sedekah jariyah
- Mewariskan mushaf (Al-Qur’an)
- Menjaga di perbatasan
- Menggali sumur atau mengalirkan sungai agar bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
- Membangun rumah untuk orang asing (musafir).
- Membangun majelis dzikir (sehingga bisa digunakan dan bermanfaat bagi orang lain dalam melakukan kebaikan).
- Mengajarkan Al-Qur’an (walau tidak semua).
Ambillah dari hadist yang telah diringkas.
Sekian 🙂
Semoga Bermanfaat 🙂
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 🙂